Jumat, 28 Februari 2014

SUSAHNYA MENERIMA KEGANTENGAN

Benar adanya, sesungguhnya orang harus menerima kenyataan hidup. apapun itu. takdir tak bisa dibantah, manusia seakan hanya harus menerimanya. gue sempet ragu ketika banyak orang bilang gue ganteng. tapi setelah gue pikir-pikir, jangan-jangan jadi orang ganteng emang nasib gue?? yaudalah terima aja.

di zaman yang “apasih” ini, ternyata jadi orang ganteng itu susah. iya. telah melekat di bayangan orang kalo orang ganteng itu digandrungi, dieluk-elukkan, dipuja, dikagumi. oke itu bener, tapi itu zaman dulu. kalo zaman sekarang, orang ganteng itu malah banyak di-diskriminasi, difitnah, dituduh dan disalah-artikan.

sampe sekarang gue masih kesel sama siapa itu yang bilang, dia bilang kalo cowok ganteng itu kemungkinannya cuma 2, yaitu kalo nggak brengsek, dia gay. paradigma itu merugikan gue sebagai cowok ganteng setia baik hati suka menabung penuh talenta sayang mama dan… genit. :|

gue pernah pasang dp bbm berdua sohib gue yang ganteng juga, sohib gue ini emang udah deket banget sama gue. dia friend gue yang emang sering gila-gilaan bareng sama gue lah. harusnya dengan gue memajang dp bareng dia, orang akan berpikir tentang indahnya persahabatan. tapi apa yang gue terima?? komentar temen-temen gue yang laen malah,"ciyeeee…", "langgeng yaaa..", "kapan kalian married??" fakkk! (ini tadinya gue pengen nulis faaaaakkkkkkkkkkkkkk, cuma kepanjangan). gue bete! kenapa dua orang ganteng yang foto bareng dibilangnya gay?



Minggu, 16 Februari 2014

KEBERUNTUNGAN ITU MUNGKIN DATANG LAGI

Ya.. kadangkala, sesuatu membuat kita berpikir tidak rasional. terlalu merasakan mungkin. sesuatu yang sebenarnya menyenangkan, atau bahkan membahagiakan. sesuatu yang menjadikan diri kita merasa beruntung karena bisa merasakannya, menikmatinya. hanya saja, sesuatu itu tidak lewat begitu saja. itu membekas, atau lebih dari membekas; seperti disandera oleh perasaan kita sendiri. sesuatu itu tidak dapat pergi begitu saja, tidak hanya sekadar membuat kita beruntung, melainkan berharap. ada harapan semacam, sesuatu itu mungkin terulang. keberuntungan itu mungkin datang lagi, atau bisa dinikmati kapanpun kita mau. dan pada kenyataannya, kita tak bisa. itu memukul hati kita. ada lebam di dalam dada. sesuatu yang pada awalnya kita pikir itu keberuntungan, itu berubah menjadi kepedihan, hanya karena kita tidak bisa memilikinya. apa kalian pernah mengalami hal ini? maksudku, mendapati sesuatu itu, keberuntungan itu, kepedihan itu? seperti apa bentuknya? apakah itu sebuah pertemuan? senyuman? pelukan? ciuman?

perasaan. mungkin sesuatu itu datang untuk memberi pelajaran, bahwa kita tidak dapat menjadi profesional pada semua hal. ketika lebih dari mengalami, kita mencoba memahami, kemudian menghayati, lalu mengharapkan, dan kita terjebak di dalam perasaan kita sendiri, sendirian.


DULU & KINI

DULU KITA PERNAH ADA DI TEMPAT INI. KITA SALING BERBAGI CERITA, KITA BAHAGIA. KEMUDIAN DARI TEMPAT INI, KITA HANYA TINGGAL JADI CERITA.

KITA PERNAH SAMA-SAMA TAK KUASA OLEH RASA, SEBELUM KITA MEMENANGKAN KEINGINAN SENDIRI. KITA PERNAH SAMA-SAMA SENANG, DI DALAM KESUSAHAN.

KINI, SUNYI YANG BERKUASA ATAS KITA.

KINI, KITA SAMA-SAMA BERSEDIH, KETIKA SEGALANYA TELAH MENJADI KESUSAHAN MASING-MASING.

KINI, KITA TAK LAGI KITA.

KITA HANYALAH AKU DAN KAMU.

SENDIRI-SENDIRI.