Aku pernah berjalan kaki sendiri. jaraknya cukup jauh, seingatku waktu itu
aku menempuhnya dalam waktu 3 jam di bawah terik siang yang bolong. jadi misal
satu langkah = 1 detik, artinya ada kira-kira 11ribuan kali aku telah
melangkahkan kakiku dengan penuh pergumulan. aku tidak punya uang sepeser pun
dan pada waktu itu juga tidak ada keberanian untuk aku meminta tumpangan.
sepanjang jalan aku hanya bersungut-sungut, tetapi sesekali juga aku
bertanya-tanya sendiri. aku pikir saat itu, satu-satunya yang menanggapi
pergumulanku hanyalah aku sendiri.
kemudian aku mulai menanggapinya dengan bernyanyi. entah, saat itu aku
lebih suka menyanyikan lagu yang liriknya tidak aku hafal secara keseluruhan.
tetapi aku terus berjalan maju. ada rasa lelah yang begitu melilit di kaki,
tetapi juga nyeri di pundak karena aku menggendong tas yang lumayan diisi
banyak buku. sambil menahan lelah dan sakit, aku memperhatikan langkah
kakiku dengan maksud, aku bisa melupakan tentang betapa masih jauhnya
perjalanan itu.
waktu berlalu, masih berjalan. 3 jam lebih beberapa menit, akhirnya aku
tidak mengikuti langkah waktu lagi. aku sudah sampai dan membuka pintu terasa
berat. kemudian aku masuk dan yang aku pikirkan hanyalah air. aku begitu haus,
mungkin dehidrasi. secepatnya aku mengarah ke kulkas dan mengambil sebotol air
dingin dari dalamnya. kau tahu? pelajaran di hidupku, kurasa ini pelajaran
penting dan mungkin aku tidak akan mendapatkannya bila tanpa kelelahan. benar
adanya ini membuatku belajar, yaitu bahwa aku sanggup melihat indahnya seteguk
air setelah melangkah ribuan kali.